Bekerja adalah salah satu cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan hasil kerja, manusia bisa mendapatkan berbagai hal yang dibutuhkan untuk hidup dengan baik. Selain itu, bekerja juga bisa menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar, misalnya untuk menafkahi keluarga.
Islam tidak melarang umatnya untuk bekerja, yang dilarang adalah mencintai dunia atau hubbud dunya. Hubbud dunya adalah penyakit hati yang tidak bisa dilihat dengan mata kasat. Orang yang rajin bekerja, belum tentu hatinya mencintai dunia. Rasulullah sendiri pernah menjelaskan tentang pentingnya bekerja. Hal ini terdapat dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali (Semarang: Karya Thoha Putra, tanpa tahun) Jilid 2, halaman 63.
Diceritakan, suatu pagi Rasulullah sedang duduk bersama beberapa sahabat. Tiba-tiba lewat seorang pemuda yang tampak kuat dan sehat, dari pakaian dan perlengkapannya, diketahui pemuda itu akan pergi bekerja.
“Andai saja pemuda yang masih punya tenaga dan semangat itu digunakan untuk berjihad di jalan Allah (fi sabilillah),” kata sahabat.
Mendengar hal itu, Rasulullah pun segera menegur dan membenarkan pemikiran sahabat tersebut.
“Jangan berkata begitu wahai sahabat, jika seseorang itu bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri agar tidak harus mengemis kepada orang lain, maka sesungguhnya dia sedang berada di jalan Allah,” ujar Rasulullah.
Rasulullah kemudian melanjutkan sabdanya, jika seseorang itu bekerja untuk kedua orang tuanya, keluarga atau keturunannya, agar kebutuhan mereka bisa terpenuhi dan tidak harus mengemis pada orang lain, maka dia juga sedang berada di jalan Allah.
“Tapi jika seseorang bekerja untuk memamerkan diri dan hanya untuk menimbun harta, maka pemuda tersebut sedang berada fi sabilis syaithan (jalan setan),” tegas Rasulullah.
Dari sini, kita bisa memahami bahwa bekerja bisa menjadi ibadah fi sabilillah jika tujuannya adalah untuk kemandirian ekonomi diri sendiri dan keluarga. Dalam konteks yang lebih luas lagi untuk kemandirian kelompok, organisasi, bangsa, dan negara agar tidak tergantung pada pihak lain.
Sebaliknya, bekerja juga bisa menjadi maksiat jika tujuan bekerja untuk menyombongkan diri atau bertujuan untuk takatsur (memperbanyak harta) demi kesenangan duniawi.
Ikuti saluran Masjid Al Mubarokah di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaFmZ6F8F2p9lKqnx90s
Baca artikel kami lainnya di: Google News
Diskusi tentang post ini