Jakarta – Tech winter adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan periode penurunan signifikan dalam industri teknologi. Dalam Bahasa Indonesia, tech winter diartikan sebagai musim dingin teknologi, di mana ada penurunan minat dan investasi di sektor teknologi. Fenomena ini telah berlangsung sejak kuartal kedua tahun 2022 dan dipicu oleh beberapa faktor, seperti dampak dari pandemi Covid-19, gejolak geopolitik, kenaikan suku bunga, dan persaingan yang ketat.
Daftar Isi
Akibat dari tech winter, banyak perusahaan rintisan atau startup berbasis teknologi yang tidak dapat bertahan dan harus menghentikan operasinya. Beberapa startup yang tutup bahkan merupakan startup terkenal yang sebelumnya memiliki prospek yang cerah. Berikut ini adalah daftar 10 startup yang gulung tikar hingga Januari 2024.
1. Zenius (Edutech)
Zenius adalah startup edukasi-teknologi (edutech) yang telah beroperasi di Indonesia selama 20 tahun. Zenius menyediakan platform belajar online yang menawarkan video pembelajaran, latihan soal, dan simulasi ujian untuk berbagai jenjang pendidikan. Pada 4 Januari 2024, Zenius mengumumkan bahwa mereka menghentikan operasi secara sementara karena mengalami kesulitan finansial dan persaingan yang ketat di sektor edutech.
2. JD.ID (e-commerce)
JD.ID adalah startup vertikal e-commerce yang merupakan anak perusahaan dari JD.com, salah satu e-commerce terbesar di Asia. JD.ID menyediakan berbagai produk, mulai dari elektronik, fashion, hingga kebutuhan sehari-hari. Pada 31 Maret 2023, JD.ID resmi menutup layanan di Indonesia karena mendapat arahan dari induk perusahaannya. Sebelumnya, JD.ID juga pernah melakukan PHK massal pada tahun 2022.
3. Fabelio (Furniture)
Fabelio adalah startup yang fokus menjual furniture dan desain interior. Fabelio menawarkan produk-produk furniture yang berkualitas, modern, dan terjangkau. Pada 5 Oktober 2022, Fabelio dinyatakan pailit oleh pengadilan karena mengalami kerugian yang besar. Sebelum pailit, Fabelio juga dikabarkan telah memanggil puluhan karyawannya untuk resign dan tidak memenuhi hak-hak karyawan.
4. TaniHub (e-Grocery)
TaniHub adalah startup yang menyediakan layanan e-grocery atau belanja kebutuhan pokok secara online. TaniHub menghubungkan petani dengan konsumen, baik perorangan maupun bisnis, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memberikan harga yang kompetitif bagi konsumen. Pada 1 Maret 2022, TaniHub menghentikan semua layanan B2C (Business to Consumers) dan hanya fokus pada layanan B2B (Business to Business). Hal ini dilakukan karena adanya penurunan penjualan dan permintaan pengembalian dana yang tinggi akibat pandemi.
5. Stoqo (Kuliner)
Stoqo adalah startup yang menyediakan platform B2B untuk industri kuliner. Stoqo memfasilitasi pengadaan bahan baku, peralatan, dan perlengkapan untuk usaha kuliner, seperti restoran, kafe, catering, dan lainnya. Pada 1 April 2020, Stoqo mengumumkan bahwa mereka menghentikan operasi karena tidak dapat menemukan model bisnis yang tepat dan mengalami kesulitan mendapatkan pendanaan.
6. Qlapa (e-commerce)
Qlapa adalah startup e-commerce yang khusus menjual produk-produk kerajinan tangan buatan Indonesia. Qlapa menawarkan berbagai macam produk unik, seperti aksesoris, dekorasi, perabotan, hingga pakaian. Pada 31 Desember 2019, Qlapa menghentikan layanan karena tidak dapat bersaing dengan e-commerce lain yang memiliki skala lebih besar dan lebih banyak fitur.
7. Hooq (Video Streaming)
Hooq adalah layanan video streaming asal Singapura yang menyajikan berbagai konten, seperti film, serial, dan acara TV, baik lokal maupun internasional. Hooq beroperasi di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Pada 30 April 2020, Hooq menghentikan layanan di semua negara karena tidak dapat mencapai target pertumbuhan dan profitabilitas yang diharapkan.
8. AiryRooms (Aggregator Penginapan)
AiryRooms adalah startup aggregator yang menyediakan layanan penginapan, seperti hotel, guest house, dan villa, dengan harga yang terjangkau. AiryRooms bekerja sama dengan berbagai mitra penginapan di seluruh Indonesia dan menjamin kualitas fasilitas dan pelayanannya. Pada 31 Mei 2020, AiryRooms menghentikan operasi karena terdampak oleh pandemi yang menyebabkan penurunan permintaan dan pendapatan.
9. Pegipegi (Online Travel Agent)
Pegipegi adalah situs penyedia layanan pemesanan dan pembelian tiket, seperti tiket pesawat, kereta api, dan bus, serta reservasi hotel dan paket wisata. Pegipegi beroperasi di Indonesia sejak tahun 2012 dan telah bekerja sama dengan lebih dari 25.000 mitra. Pada 10 Desember 2023, Pegipegi menutup layanan di Indonesia karena adanya restrukturisasi bisnis dari induk perusahaannya, Recruit Holdings, yang berbasis di Jepang.
10. Rumah.com (Situs Properti)
Rumah.com adalah situs properti yang menyediakan informasi seputar jual beli dan sewa rumah, apartemen, tanah, dan properti komersial. Rumah.com merupakan anak perusahaan dari PropertyGuru, salah satu platform properti terbesar di Asia Tenggara. Pada 1 Desember 2023, Rumah.com menutup layanan di Indonesia karena adanya perubahan strategi bisnis dari PropertyGuru. Selain Rumah.com, PropertyGuru juga menutup layanan FastKey, produk software as a service (SaaS), pada 31 Juli 2024.
Kesimpulan
Tech winter adalah fenomena yang menggambarkan kondisi stagnasi atau penurunan dalam industri teknologi. Tech winter telah menyebabkan banyak startup berbasis teknologi di Indonesia mengalami kegagalan dan harus menghentikan operasinya. Beberapa startup yang tutup bahkan merupakan startup terkenal yang sebelumnya memiliki prospek yang cerah. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan di sektor teknologi sangat ketat dan membutuhkan inovasi dan adaptasi yang terus menerus.
Ikuti saluran Masjid Al Mubarokah di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaFmZ6F8F2p9lKqnx90s
Baca artikel kami lainnya di: Google News
Diskusi tentang post ini