Masjid Al Mubarokah, Jakarta – Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan agar mereka menyembah-Nya dan mengikuti syariat-Nya. Namun, tidak semua manusia bersedia untuk melaksanakan tujuan tersebut. Ada yang mengingkari kebenaran, ada yang berpura-pura beriman, dan ada yang beriman dengan sebenar-benarnya. Orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya adalah orang-orang yang Allah SWT beri nikmat iman dan taqwa. Mereka adalah orang-orang yang Allah SWT janjikan surga sebagai balasan atas keimanan dan amal soleh mereka.
Daftar Isi
Namun, untuk mencapai surga, orang-orang beriman tidaklah mudah. Mereka harus melewati berbagai macam ujian dan cobaan yang Allah SWT berikan kepada mereka. Ujian dan cobaan ini bertujuan untuk menguji kekuatan iman mereka, untuk membersihkan dosa-dosa mereka, dan untuk meninggikan derajat mereka di sisi Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 214:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat”.
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman harus menghadapi ujian dan cobaan yang sama atau bahkan lebih berat dari yang dialami oleh orang-orang terdahulu sebelum mereka. Orang-orang terdahulu yang dimaksud adalah para nabi, para sahabat, dan para pengikut mereka yang beriman. Mereka adalah orang-orang yang telah mendapat petunjuk dari Allah SWT dan berjuang di jalan-Nya dengan segala kesabaran dan keteguhan hati. Mereka mengalami berbagai macam kesulitan, kesengsaraan, kezaliman, penganiayaan, dan peperangan dari musuh-musuh mereka. Mereka juga mengalami berbagai macam fitnah, godaan, dan tipu daya dari setan dan kaum munafik. Mereka tetap bertahan dan tidak goyah dalam iman mereka, meskipun kadang-kadang mereka merasa lemah dan berharap agar Allah SWT segera memberi pertolongan kepada mereka.
Allah SWT menjanjikan bahwa pertolongan-Nya itu dekat dan pasti datang kepada orang-orang yang beriman. Namun, Allah SWT juga mengingatkan bahwa pertolongan-Nya itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus diiringi dengan usaha, doa, dan tawakkal dari hamba-Nya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Anfal ayat 9:
إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلۡفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُرۡدِفِينَ
Artinya: “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan menolong kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”.
Ayat ini turun pada saat perang Badar, ketika kaum muslimin menghadapi pasukan musyrikin yang jauh lebih banyak dan lebih kuat dari mereka. Kaum muslimin memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan kepercayaan. Allah SWT pun memberi pertolongan kepada mereka dengan mengirimkan seribu malaikat yang membantu mereka mengalahkan musuh-musuh mereka. Ini adalah salah satu bukti bahwa pertolongan Allah SWT itu dekat dan nyata bagi orang-orang yang beriman.
Apa itu Iman?
Iman adalah keyakinan yang kuat dan mantap di dalam hati tentang kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Iman juga mencakup ucapan lisan yang mengakui kebenaran tersebut dan perbuatan yang sesuai dengan syariat Islam. Iman memiliki enam rukun, yaitu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadha dan qadar (takdir) Allah SWT.
6 Rukun Iman yang Wajib Diketahui
1. Beriman kepada Allah
Beriman kepada Allah berarti mengakui bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, yang menciptakan, mengatur, dan menguasai segala sesuatu. Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Berkuasa. Allah SWT adalah Tuhan yang berhak disembah, dimintai, dan ditundukkan oleh seluruh makhluk-Nya. Allah SWT adalah Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, yang tidak ada yang menyerupai-Nya, dan yang tidak ada yang setara dengan-Nya.
2. Beriman kepada Malaikat Allah
Beriman kepada malaikat-malaikat Allah berarti mengakui bahwa Allah SWT menciptakan makhluk-makhluk yang bernama malaikat, yang terbuat dari cahaya, yang tidak memiliki nafsu, yang senantiasa taat kepada Allah SWT, dan yang menjalankan tugas-tugas yang Allah SWT perintahkan kepada mereka. Di antara malaikat-malaikat Allah yang wajib diketahui adalah Jibril, Mikail, Israfil, Malaikat Maut, Malaikat Raqib dan Atid, Malaikat Munkar dan Nakir, Malaikat Kiraman Katibin, Malaikat Malik, Malaikat Ridwan, dan Malaikat Harut dan Marut.
3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah
Kitab-kitab Allah yang sebelum Al-Quran telah mengalami perubahan dan penyimpangan dari aslinya, sehingga tidak lagi dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Al-Quran adalah kitab Allah yang terakhir dan paling sempurna, yang dijaga keaslian dan kesucian-Nya oleh Allah SWT. Al-Quran adalah kitab yang mengandung hikmah, ilmu, dan mukjizat, yang menegaskan kebenaran ajaran-ajaran yang sebelumnya, dan yang membatalkan segala yang bertentangan dengan-Nya. Al-Quran adalah kitab yang menjadi sumber hukum, akidah, ibadah, akhlak, dan sejarah bagi umat Islam. Al-Quran adalah kitab yang menjadi rahmat, cahaya, dan petunjuk bagi seluruh alam.
4. Beriman kepada Rasul-rasul Allah
Beriman kepada rasul-rasul Allah berarti mengakui bahwa Allah SWT mengutus para rasul-Nya kepada umat manusia sebagai pembawa risalah, sebagai penjelas syariat, sebagai teladan, dan sebagai saksi atas kebenaran. Di antara rasul-rasul Allah yang wajib diketahui adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. Mereka adalah rasul-rasul yang memiliki syariat dan umat yang berbeda-beda, namun memiliki akidah dan tujuan yang sama, yaitu menyembah Allah SWT semata dan mengajak manusia kepada jalan-Nya. Nabi Muhammad SAW adalah rasul Allah yang terakhir dan terbaik, yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, yang membawa syariat Islam yang sempurna dan universal, dan yang menjadi pemimpin dan imam bagi seluruh umat Islam.
5. Beriman kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir berarti mengakui bahwa Allah SWT akan membangkitkan kembali seluruh makhluk-Nya setelah mereka mati, untuk mengadili dan memberi balasan kepada mereka sesuai dengan amal perbuatan mereka di dunia. Hari akhir adalah hari yang pasti akan terjadi, namun hanya Allah SWT yang mengetahui kapan terjadinya. Hari akhir adalah hari yang penuh dengan kejadian-kejadian besar dan dahsyat, seperti tiupan sangkakala, kiamat, padang mahsyar, timbangan amal, sirat, dan neraka dan surga. Hari akhir adalah hari yang menentukan nasib abadi setiap manusia, apakah mereka akan mendapat kebahagiaan atau kesengsaraan selamanya.
6. Beriman kepada Qadha dan Qadar
Beriman kepada qadha dan qadar Allah berarti mengakui bahwa Allah SWT telah menetapkan segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini dengan ilmu, hikmah, dan kehendak-Nya. Qadha adalah ketetapan Allah SWT yang bersifat umum dan mutlak, yang tidak dapat diubah atau ditolak oleh siapa pun. Qadar adalah ketentuan Allah SWT yang bersifat khusus dan relatif, yang dapat berubah sesuai dengan sebab-sebab dan syarat-syarat yang Allah SWT tentukan. Manusia memiliki kemauan dan kebebasan untuk memilih dan bertindak, namun tetap dalam batas-batas yang Allah SWT berikan. Manusia bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka, dan Allah SWT akan memberi balasan kepada mereka sesuai dengan keadilan-Nya.
Bagaimana Cara Menjadi Orang yang Beriman?
Untuk menjadi orang yang beriman, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
Syahadat
Mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
(Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah). Dua kalimat syahadat adalah pintu masuk ke dalam Islam dan dasar dari iman. Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, seseorang telah mengakui keesaan Allah SWT dan kenabian Muhammad SAW, dan telah mengikrarkan dirinya sebagai seorang muslim dan mukmin.
Melaksanakan lima rukun Islam, yaitu: shalat, zakat, puasa, haji, dan syahadat. Lima rukun Islam adalah kewajiban pokok yang harus dilakukan oleh setiap muslim dan mukmin, sebagai bukti dari keimanan mereka. Shalat adalah ibadah yang dilakukan lima kali sehari, sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT dan mengingat-Nya.
Zakat
Zakat adalah ibadah yang dilakukan dengan menyisihkan sebagian harta yang dimiliki, sebagai sarana untuk membersihkan harta dan jiwa, dan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Puasa adalah ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa, dari terbit fajar hingga terbenam matahari, sebagai sarana untuk melatih kesabaran, ketaqwaan, dan kebersihan.
Haji Bagi yang Mampu
Haji adalah ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi Baitullah di Makkah dan melakukan beberapa ritual, sebagai sarana untuk menghapus dosa-dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Syahadat adalah ibadah yang dilakukan dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai sarana untuk menyatakan keimanan dan kesaksian.
Belajar Al-Qur’an
Mempelajari dan memahami ajaran Islam, yaitu: Al-Quran, sunnah, dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan keduanya. Al-Quran adalah kitab suci yang menjadi sumber utama dari ajaran Islam, yang harus dibaca, dipahami, dan diamalkan oleh setiap muslim dan mukmin. Sunnah adalah perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW, yang menjadi sumber kedua dari ajaran Islam, yang harus diikuti, dicontoh, dan ditaati oleh setiap muslim dan mukmin. Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran dan sunnah adalah ilmu-ilmu yang membantu memahami dan mengamalkan keduanya, seperti ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu fiqih, ilmu ushuluddin, ilmu tasawuf, dan lain-lain. Mempelajari dan memahami ajaran Islam adalah kewajiban dan kebutuhan bagi setiap muslim dan mukmin, agar mereka tidak tersesat dari jalan yang lurus dan agar mereka dapat mengamalkan Islam dengan benar dan sempurna.
Menjaga dan meningkatkan iman
Menjaga dan meningkatkan iman, yaitu: dengan berdzikir, berdoa, bertaubat, bersyukur, bersabar, berjuang, dan berakhlak. Berdzikir adalah mengingat Allah SWT dengan lisan, hati, dan perbuatan, sebagai sarana untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT dan untuk menghindari lupa dan ghaflah. Berdoa adalah memohon kepada Allah SWT dengan lisan, hati, dan perbuatan, sebagai sarana untuk meminta pertolongan, perlindungan, dan karunia dari Allah SWT dan untuk mengakui kelemahan dan ketergantungan kepada Allah SWT.
Bertaubat
Bertaubat adalah kembali kepada Allah SWT dengan lisan, hati, dan perbuatan, sebagai sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, dan untuk memperbaiki diri dan meninggalkan kemaksiatan. Bersyukur adalah mengakui nikmat-nikmat Allah SWT dengan lisan, hati, dan perbuatan, sebagai sarana untuk menambah nikmat-nikmat tersebut dan untuk menghindari kekufuran dan keingkaran.
Bersabar
Bersabar adalah menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai Allah SWT dengan lisan, hati, dan perbuatan, sebagai sarana untuk menghadapi ujian dan cobaan yang Allah SWT berikan, dan untuk mendapatkan pahala dan ridha dari Allah SWT. Berjuang adalah berusaha sekuat tenaga di jalan Allah SWT dengan lisan, hati, dan perbuatan, sebagai sarana untuk menegakkan agama Allah SWT dan untuk membela kebenaran dan keadilan.
Berakhlak
Berakhlak adalah berperilaku sesuai dengan norma-norma yang ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, sebagai sarana untuk menyempurnakan iman dan untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Allah SWT dan sesama makhluk-Nya. Berakhlak adalah menampilkan sifat-sifat yang mulia, seperti jujur, amanah, adil, sabar, tawadhu, ikhlas, dan lain-lain. Berakhlak adalah menjauhi sifat-sifat yang tercela, seperti dusta, khianat, zalim, sombong, riya, dan lain-lain. Berakhlak adalah menghormati hak-hak Allah SWT, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Berakhlak adalah menghormati hak-hak sesama manusia, seperti orang tua, keluarga, tetangga, saudara, teman, dan musuh. Berakhlak adalah menghormati hak-hak makhluk lain, seperti binatang, tumbuhan, dan lingkungan. Berakhlak adalah mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW, yang merupakan uswatun hasanah, yaitu contoh yang baik dan sempurna dalam segala hal.
Ujian Allah bagi Orang yang Beriman
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, orang-orang yang beriman harus menghadapi ujian dan cobaan yang Allah SWT berikan kepada mereka. Ujian dan cobaan ini dapat berupa hal-hal yang menyenangkan atau menyedihkan, yang mudah atau sulit, yang ringan atau berat. Ujian dan cobaan ini dapat berupa kesehatan atau sakit, kekayaan atau kemiskinan, kesenangan atau kesulitan, kehormatan atau kehinaan, keamanan atau kekhawatiran, dan lain-lain. Ujian dan cobaan ini dapat menimpa diri sendiri, keluarga, harta, agama, atau bangsa. Ujian dan cobaan ini dapat datang dari dalam diri, dari sesama manusia, dari makhluk lain, atau dari alam.
Cara menghadapi ujian dan cobaan yang Allah SWT berikan
Bagaimana cara menghadapi ujian dan cobaan yang Allah SWT berikan? Allah SWT telah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kita melalui Al-Quran dan sunnah. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus kita lakukan ketika menghadapi ujian dan cobaan:
Mengimani bahwa ujian dan cobaan itu berasal dari Allah SWT
Mengimani bahwa ujian dan cobaan itu berasal dari Allah SWT, yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Adil. Allah SWT tidak akan memberikan ujian dan cobaan yang melebihi kemampuan hamba-Nya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 286:
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.
Ayat ini mengajarkan kita untuk berserah diri kepada Allah SWT, untuk meminta ampun dan rahmat-Nya, dan untuk meminta pertolongan-Nya. Ayat ini juga mengajarkan kita untuk tidak putus asa, tidak berkeluh kesah, dan tidak menyalahkan Allah SWT atau orang lain atas ujian dan cobaan yang kita alami.
Bersabar
Bersabar dan bertawakkal kepada Allah SWT. Sabar berarti menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai Allah SWT, seperti marah, bersedih, mengeluh, atau berputus asa. Tawakkal berarti menyerahkan urusan kepada Allah SWT, setelah berusaha sebaik-baiknya, dengan percaya bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Anfal ayat 46:
وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Ayat ini mengajarkan kita untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, untuk tidak berselisih dan bermusuhan, dan untuk bersabar. Ayat ini juga mengajarkan kita bahwa Allah SWT akan memberikan pertolongan dan kemenangan kepada orang-orang yang sabar.
Bersyukur
Bersyukur dan beristighfar kepada Allah SWT. Syukur berarti mengakui nikmat-nikmat Allah SWT, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, baik yang besar maupun yang kecil, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, dengan lisan, hati, dan perbuatan. Istighfar berarti memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, dengan lisan, hati, dan perbuatan. Allah SWT berfirman dalam QS Ibrahim ayat 7:
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Ayat ini mengajarkan kita untuk menghargai dan memanfaatkan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, baik yang bersifat materi maupun spiritual, baik yang bersifat dunia maupun akhirat. Dengan bersyukur, kita akan mendapatkan keberkahan, kemuliaan, dan kebaikan dari Allah SWT. Dengan mengingkari, kita akan mendapatkan kemurkaan, kehinaan, dan keburukan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam QS An-Nahl ayat 18:
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَاۤۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ
Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Ayat ini menunjukkan bahwa nikmat-nikmat Allah SWT itu sangat banyak dan tidak terbatas, sehingga kita tidak akan mampu menghitung dan menyebutkan semuanya. Oleh karena itu, kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan ucapan, perbuatan, dan sikap yang mencerminkan rasa syukur kita. Allah SWT berfirman dalam QS Luqman ayat 12:
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا لُقۡمَٰنَ ٱلۡحِكۡمَةَ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِلَّهِۚ وَمَن يَشۡكُرۡ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٞ
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang kafir, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Ayat ini menunjukkan bahwa bersyukur adalah salah satu bentuk hikmah, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh. Dengan bersyukur, kita akan mendapatkan manfaat untuk diri kita sendiri, seperti kebahagiaan, ketenangan, kesehatan, dan keselamatan. Dengan kufur, kita tidak akan merugikan Allah SWT, karena Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya, dan Allah SWT tetap Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ujian dan cobaan yang Allah SWT berikan kepada orang-orang yang beriman adalah bagian dari rahmat, hikmah, dan keadilan-Nya. Ujian dan cobaan ini bertujuan untuk menguji kekuatan iman mereka, untuk membersihkan dosa-dosa mereka, dan untuk meninggikan derajat mereka di sisi Allah SWT.
Ujian dan cobaan ini juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, untuk memohon pertolongan, ampun, dan rahmat-Nya, dan untuk bersyukur, sabar, dan tawakkal kepada-Nya. Ujian dan cobaan ini juga merupakan tantangan dan peluang untuk berjuang di jalan Allah SWT, untuk menegakkan agama-Nya, dan untuk membela kebenaran dan keadilan. Ujian dan cobaan ini juga merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam, dan untuk berakhlak sesuai dengan norma-norma yang ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Oleh karena itu, orang-orang yang beriman harus menghadapi ujian dan cobaan yang Allah SWT berikan dengan sikap yang positif, optimis, dan produktif. Mereka harus mengimani bahwa ujian dan cobaan itu berasal dari Allah SWT, yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Adil.
Mereka harus bersabar dan bertawakkal kepada Allah SWT, dan tidak putus asa, tidak berkeluh kesah, dan tidak menyalahkan Allah SWT atau orang lain. Mereka harus bersyukur dan beristighfar kepada Allah SWT, dan tidak mengingkari atau menyia-nyiakan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan.
Mereka harus berusaha sebaik-baiknya, berdoa, dan bertaubat kepada Allah SWT, dan tidak malas, sombong, atau riya. Mereka harus mengharapkan pahala, ridha, dan pertolongan dari Allah SWT, dan tidak takut, khawatir, atau ragu. Dengan demikian, mereka akan menjadi orang-orang yang beriman yang sukses di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.
Ikuti saluran Masjid Al Mubarokah di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaFmZ6F8F2p9lKqnx90s
Baca artikel kami lainnya di: Google News
Diskusi tentang post ini