Pohon kurma di Masjid Nabawi menangis karena rindu akan nasihat dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW. Kisah ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan semua makhluk ciptaan Allah.
Table of Contents
Dalam suasana Masjid Nabawi yang ramai, terdapat sebuah pohon kurma yang biasa menjadi tempat Nabi Muhammad saw bersandar saat memberikan khutbah. Pada suatu hari, seorang wanita Anshar mengusulkan untuk membuatkan mimbar bagi Nabi agar lebih nyaman. Nabi Muhammad saw menyetujui usulan tersebut, dan mimbar baru pun dibuat.
Tangisan Pohon Kurma
Ketika Nabi Muhammad saw pertama kali menggunakan mimbar baru untuk berkhutbah, terdengar suara tangisan yang menyedihkan dari arah belakang masjid. Para jamaah yang hadir menoleh dan mendapati suara itu berasal dari pohon kurma yang biasa menjadi tempat Nabi bersandar. Tangisan pohon itu begitu memilukan, seakan-akan menyuarakan kerinduannya yang mendalam.
Dialog Nabi dengan Pohon Kurma
Nabi Muhammad saw segera menghampiri pohon kurma tersebut dan meletakkan tangannya di batangnya. Beliau bertanya, “Ada apa denganmu, wahai pohon kurma? Mengapa kamu menangis?” Pohon kurma tersebut, dengan izin Allah, mampu berbicara dan menyatakan kesedihannya karena tidak lagi bisa mendengar suara merdu dan nasihat bijak Nabi Muhammad saw yang selalu menenangkan jiwanya.
Hadits yang Menceritakan Kisah Ini
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Fathul Bari Jilid 4, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani, halaman 374. Hadits tersebut menyebutkan bahwa:
أنَّ امْرَأَةً مِنَ الأنْصَارِ قالَتْ لِرَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: يا رَسولَ اللَّهِ، ألَا أجْعَلُ لكَ شيئًا تَقْعُدُ عليه؟ فإنَّ لي غُلَامًا نَجَّارًا قالَ: إنْ شِئْتِ، قالَ: فَعَمِلَتْ له المِنْبَرَ، فَلَمَّا كانَ يَوْمُ الجُمُعَةِ قَعَدَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ علَى المِنْبَرِ الَّذي صُنِعَ، فَصَاحَتِ النَّخْلَةُ الَّتي كانَ يَخْطُبُ عِنْدَهَا، حتَّى كَادَتْ تَنْشَقُّ، فَنَزَلَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ حتَّى أخَذَهَا، فَضَمَّهَا إلَيْهِ، فَجَعَلَتْ تَئِنُّ أنِينَ الصَّبِيِّ الَّذي يُسَكَّتُ حتَّى اسْتَقَرَّتْ، قالَ: بَكَتْ علَى ما كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذِّكْرِ.
Makna dan Hikmah
Kecintaan kepada Rasulullah
Pohon kurma menunjukkan kasih sayangnya kepada Nabi Muhammad saw yang selama ini bersandar padanya, mendengarkan nasihat dan dzikir yang disampaikan. Pohon itu merasa kehilangan ketika tidak lagi mendengar suara Nabi.
Kasih Sayang Nabi
Tindakan Nabi yang turun dari mimbar dan memeluk pohon kurma menunjukkan kasih sayang beliau tidak hanya kepada manusia tetapi juga kepada makhluk lainnya.
Kepekaan Makhluk Hidup
Kisah ini mengajarkan bahwa makhluk hidup, termasuk tumbuhan, memiliki rasa dan perasaan. Hal ini mengingatkan kita untuk bersikap baik kepada semua ciptaan Allah.
Pentingnya Menjaga Lingkungan
Kisah ini juga menyiratkan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Pohon kurma adalah salah satu anugerah Allah yang sangat bermanfaat bagi manusia, dan kita harus berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan agar makhluk hidup lainnya dapat terus hidup dan berkembang.
Kesimpulan
Kisah pohon kurma yang menangis di hadapan Nabi Muhammad SAW tidak hanya merupakan bukti kasih sayang dan perhatian Nabi terhadap semua makhluk ciptaan Allah, tetapi juga mengajarkan kita tentang kepekaan dan rasa cinta yang bisa hadir bahkan pada makhluk tak bernyawa. Melalui interaksi sederhana ini, kita diajak untuk lebih menghargai lingkungan sekitar dan memperlakukan setiap makhluk dengan penuh kasih sayang dan rasa hormat. Kisah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya dzikir dan nasihat bijak dalam kehidupan sehari-hari, serta menunjukkan bahwa setiap perpisahan dengan orang yang kita cintai meninggalkan jejak mendalam dalam hati, bahkan pada sesuatu yang tampaknya tidak memiliki perasaan.
Ikuti saluran Masjid Al Mubarokah di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaFmZ6F8F2p9lKqnx90s
Baca artikel kami lainnya di: Google News
Diskusi tentang post ini