Para santri diharapkan memiliki semangat berwirausaha yang tinggi. Karena berwirausaha adalah salah satu faktor kemajuan suatu negara. Rasulullah SAW juga menunjukkan contoh berwirausaha yang berhasil dalam membangun masyarakat Islam di masa awal.
Prof DR M Suyanto, Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika (STMIK) Amikom Yogyakarta, mengatakan bahwa santri harus mengikuti teladan Rasul dalam berwirausaha. Karena niat Rasul berwirausaha adalah untuk mencari keridhaan Allah, bukan untuk menumpuk harta atau menarik perhatian wanita.
Suyanto mengatakan bahwa Rasulullah SAW mulai berwirausaha sejak usia 12 tahun dengan mengikuti pamannya berdagang ke Syam. Kemudian, Rasul berwirausaha secara mandiri dan berhasil mengembangkan bisnisnya ke 17 negara. Karena kejujurannya, Rasul dikenal sebagai khalifah dagang dan menarik hati Siti Khadijah, seorang janda kaya yang kemudian menjadi istrinya.
Suyanto juga menceritakan pengalamannya berwirausaha sejak kecil. Ia mulai berwirausaha dengan menjual kedondong saat usia 9 tahun.
6 Cara Berbisnis ala Rasulullah
1. Niat Karena Allah SWT
Hal pertama yang harus kita perhatikan dalam berwirausaha adalah niat. Niat adalah dasar dari segala amal perbuatan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW berwirausaha dengan niat karena Allah SWT, bukan karena harta, keuntungan, atau wanita. Beliau berwirausaha untuk mencari keridhaan Allah SWT, membantu orang lain, dan menyebarkan dakwah Islam. Karena niat yang tulus, Allah SWT memberikan keberkahan dan kesuksesan kepada beliau.
Kita pun harus mencontoh niat Rasulullah SAW dalam berwirausaha. Kita harus bermaksud untuk mencari rezeki yang halal, bermanfaat, dan berkah. Kita harus menghindari niat yang buruk, seperti sombong, iri, atau menipu. Kita harus ingat bahwa rezeki itu datangnya dari Allah SWT, bukan dari usaha kita semata. Dengan niat yang baik, insya Allah, Allah SWT akan memberikan kemudahan, keberkahan, dan kebaikan kepada kita.
2. Bersikap Jujur
Hal kedua yang harus kita perhatikan dalam berwirausaha adalah sikap jujur. Jujur adalah salah satu sifat yang paling dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At-Taubah: 119). Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa kepada surga. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa kepada neraka.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW berwirausaha dengan sikap jujur. Beliau tidak pernah berbohong, menipu, atau menyembunyikan cacat barang dagangannya. Beliau selalu memberikan informasi yang benar dan jelas kepada pembeli. Beliau juga selalu menepati janji dan membayar hutangnya tepat waktu. Karena kejujurannya, beliau mendapatkan julukan Al-Amin (yang dapat dipercaya) dan mendapatkan kepercayaan dan simpati dari banyak orang.
Kita pun harus mencontoh sikap jujur Rasulullah SAW dalam berwirausaha. Kita harus selalu berkata dan berbuat yang benar. Kita harus memberikan kualitas produk atau jasa yang sesuai dengan yang dijanjikan. Kita harus transparan dalam menginformasikan harga, biaya, dan keuntungan. Kita harus menjaga amanah dan tanggung jawab kepada pelanggan, mitra, dan karyawan. Kita harus menghindari hal-hal yang merugikan atau meresahkan orang lain, seperti korupsi, manipulasi, atau monopoli. Dengan sikap jujur, insya Allah, Allah SWT akan memberikan kepuasan, kepercayaan, dan loyalitas kepada kita.
3. Berakhlak Mulia
Hal ketiga yang harus kita perhatikan dalam berwirausaha adalah akhlak mulia. Akhlak mulia adalah perilaku yang sesuai dengan tuntunan Islam dan mencerminkan keimanan kita kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman,
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4). Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).
Rasulullah SAW berwirausaha dengan akhlak mulia. Beliau selalu bersikap ramah, sopan, dan santun kepada siapa saja. Beliau tidak pernah marah, kasar, atau sombong. Beliau selalu bersyukur, sabar, dan ikhlas dalam menghadapi segala situasi. Beliau selalu berlaku adil, bijaksana, dan toleran. Beliau selalu berbagi, bersedekah, dan membantu orang yang membutuhkan. Karena akhlak mulianya, beliau mendapatkan cinta dan hormat dari banyak orang.
Kita pun harus mencontoh akhlak mulia Rasulullah SAW dalam berwirausaha. Kita harus selalu bersikap baik dan sopan kepada pelanggan, mitra, dan karyawan. Kita harus menghormati hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kita harus menghargai perbedaan dan keragaman. Kita harus bersikap positif dan optimis. Kita harus bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT dan tidak lupa bersedekah dan berzakat. Dengan akhlak mulia, insya Allah, Allah SWT akan memberikan kebahagiaan, kedamaian, dan keharmonisan kepada kita.
4. Berinovasi dan Berkreativitas
Hal keempat yang harus kita perhatikan dalam berwirausaha adalah inovasi dan kreativitas. Inovasi dan kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik, dan bermanfaat. Allah SWT berfirman, “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar). Dan pada hari Dia berkata: “Jadilah”, maka terjadilah. Perkataan-Nya adalah kebenaran. Dan kepunyaan-Nya-lah kerajaan pada hari teriup sangkakala. Dia Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am: 73). Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mencintai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan, maka ia melakukannya dengan sempurna.” (HR. Al-Baihaqi).
Rasulullah SAW berwirausaha dengan inovasi dan kreativitas. Beliau tidak hanya mengikuti cara-cara berdagang yang sudah ada, tetapi juga mencoba mencari cara-cara yang lebih baik dan efektif. Beliau selalu berusaha meningkatkan kualitas produk dan jasa yang ditawarkan. Beliau juga selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Beliau juga selalu berusaha mengembangkan jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak. Karena inovasi dan kreativitasnya, beliau mendapatkan keunggulan dan kemajuan dalam berwirausaha.
Kita pun harus mencontoh inovasi dan kreativitas Rasulullah SAW dalam berwirausaha. Kita harus selalu berpikir kritis, analitis, dan solutif. Kita harus selalu mencari peluang dan tantangan baru. Kita harus selalu belajar dan mengembangkan diri. Kita harus selalu beradaptasi dan berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kita harus selalu berusaha memberikan nilai tambah dan kepuasan kepada pelanggan, Dengan inovasi dan kreativitas.
5. Berani Mengambil Risiko
Hal kelima yang harus kita perhatikan dalam berwirausaha adalah keberanian mengambil risiko. Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan atau merugikan. Allah SWT berfirman, “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3). Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling berani adalah orang yang paling bertakwa.” (HR. Ahmad).
Rasulullah SAW berwirausaha dengan keberanian mengambil risiko. Beliau tidak takut menghadapi tantangan, kesulitan, atau kegagalan. Beliau selalu berusaha mencari solusi dan pelajaran dari setiap masalah. Beliau juga tidak takut menghadapi persaingan, kritik, atau permusuhan. Beliau selalu berusaha menjaga etika dan moral dalam berbisnis. Beliau juga tidak takut menghadapi perubahan, inovasi, atau perkembangan. Beliau selalu berusaha mengikuti perkembangan zaman dan memanfaatkan peluang baru. Karena keberaniannya mengambil risiko, beliau mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang berharga dalam berwirausaha.
Kita pun harus mencontoh keberanian mengambil risiko Rasulullah SAW dalam berwirausaha. Kita harus selalu berani mencoba hal-hal baru dan menantang. Kita harus selalu berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas konsekuensinya. Kita harus selalu berani menghadapi hambatan dan rintangan. Kita harus selalu berani belajar dari kesalahan dan kegagalan. Kita harus selalu berani bersaing dan berkompetisi secara sehat. Kita harus selalu berani berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Dengan keberanian mengambil risiko, insya Allah, Allah SWT akan memberikan kekuatan, kepercayaan diri, dan kesuksesan kepada kita.
6. Berdoa dan Berikhtiar
Hal keenam yang harus kita perhatikan dalam berwirausaha adalah doa dan ikhtiar. Doa adalah permohonan kepada Allah SWT untuk meminta sesuatu yang baik. Ikhtiar adalah usaha maksimal untuk mencapai sesuatu yang baik. Allah SWT berfirman, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”” (QS. Ghafir: 60). Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah senjata orang mukmin, tiang agama, dan cahaya langit dan bumi.” (HR. Al-Hakim).
Rasulullah SAW berwirausaha dengan doa dan ikhtiar. Beliau selalu berdoa kepada Allah SWT sebelum, selama, dan sesudah berwirausaha. Beliau meminta petunjuk, pertolongan, dan perlindungan dari Allah SWT. Beliau juga selalu berikhtiar dengan usaha yang maksimal dan optimal. Beliau tidak pernah malas, putus asa, atau menyerah. Beliau selalu berusaha mencari dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Beliau juga selalu berusaha mengoptimalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Karena doa dan ikhtiarnya, beliau mendapatkan ridha, bantuan, dan perlindungan dari Allah SWT.
Kita pun harus mencontoh doa dan ikhtiar Rasulullah SAW dalam berwirausaha. Kita harus selalu berdoa kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan dan harapan. Kita harus meminta hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri kita, keluarga, masyarakat, dan agama. Kita harus menghindari doa yang buruk, tidak masuk akal, atau tidak sesuai dengan syariat. Kita juga harus selalu berikhtiar dengan usaha yang sungguh-sungguh dan cerdas. Kita harus menghindari sikap pasrah, fatalis, atau pesimis. Kita harus berusaha mengembangkan dan memperbaiki diri kita, produk atau jasa kita, dan lingkungan kita. Dengan doa dan ikhtiar, insya Allah, Allah SWT akan memberikan kebaikan, kemudahan, dan keajaiban kepada kita.
Penutup
Demikianlah beberapa sunah Rasul dalam berwirausaha yang terlupakan. Semoga kita bisa mengingat dan mengamalkannya dalam kehidupan kita. Semoga kita bisa menjadi wirausahawan yang sukses dunia dan akhirat. Aamiin.
Ikuti saluran Masjid Al Mubarokah di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaFmZ6F8F2p9lKqnx90s
Baca artikel kami lainnya di: Google News
Diskusi tentang post ini