Table of Contents
Jakarta – Perbedaan Trading Saham dan Investasi Saham. Pasar modal menyediakan berbagai jenis efek yang dapat diperdagangkan, termasuk saham, obligasi, Efek Beragun Aset (EBA), reksadana, sukuk, Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan lain sebagainya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggariskan bahwa ada tujuh produk utama yang bisa diperdagangkan. Dua mekanisme utama yang digunakan dalam perdagangan efek ini adalah sistem lelang dan sistem langsung tawar menawar.
Perbedaan Trading Saham dan Investasi Saham
Sistem Lelang dan Sistem Langsung Tawar Menawar
Sistem Lelang
Pasar Reguler Tunai dan Pasar Reguler: Pada pasar ini, penjualan efek dilakukan melalui sistem lelang di mana ada barang yang ditawarkan dan ada penawar. Kesepakatan harga tidak terjadi secara real-time tetapi dalam jangka waktu tertentu dengan finalisasi pada saat sesi tawaran diambil oleh penawar.
Karakteristik Transaksi: Transaksi di pasar reguler tunai dan pasar reguler bersifat spekulatif karena lelang berlangsung terus menerus (24 jam non stop) sehingga pergerakan harga sangat cepat.
Sistem Langsung Tawar Menawar
Pasar Negosiasi: Transaksi di pasar negosiasi dilakukan melalui sistem langsung tawar menawar, di mana harga efek disepakati langsung antara pembeli dan penjual tanpa melalui proses lelang.
Pengertian Trading
Trading saham adalah transaksi jual atau beli efek dengan sistem lelang yang terjadi dalam jangka waktu pendek dan berlangsung terus menerus (24 jam non stop). Beberapa faktor yang mempengaruhi trading antara lain:
1. Pilihan Efek
Ada tiga kategori utama efek:
- Efek Blue Chip: Efek dari perusahaan mapan yang cenderung stabil dan terpercaya. Investasi sering kali dilakukan pada kategori ini karena risiko lebih rendah dan nilai lebih stabil. Contoh perusahaan blue chip di Indonesia termasuk Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA).
- Efek Lapis Kedua dan IPO: Efek dari perusahaan baru atau yang sedang berkembang yang lebih fluktuatif. Efek ini sering menarik minat para trader karena potensi keuntungan yang tinggi meskipun juga memiliki risiko yang lebih besar.
- Efek Lapis Ketiga: Efek dari perusahaan yang kurang mapan atau memiliki volume perdagangan rendah. Efek ini cenderung sangat spekulatif dan berisiko tinggi.
2. Risiko yang Lebih Tinggi Dibanding Investasi
Dengan pola penjualan sistem lelang di pasar reguler tunai dan pasar reguler, serta sifat pasar yang cenderung mencari IPO dengan risiko fluktuatif yang tinggi, trading efek memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi. Unsur spekulatif yang tinggi dalam trading membuatnya rentan terhadap ketidakstabilan harga.
Risiko trading vs investasi
Trading dan investasi memiliki profil risiko yang berbeda secara signifikan. Trading saham, yang sering dilakukan dalam jangka waktu pendek, cenderung lebih berisiko dibandingkan dengan investasi jangka panjang. Hal ini karena trading lebih mengandalkan pergerakan harga yang cepat dan spekulatif, sehingga potensi keuntungan besar selalu disertai dengan risiko kerugian yang tinggi. Sebaliknya, investasi saham umumnya dilakukan dengan pendekatan yang lebih hati-hati, menargetkan pertumbuhan nilai aset dalam jangka waktu yang lebih panjang. Investasi biasanya dilakukan pada saham perusahaan yang stabil dan memiliki fundamental kuat, sehingga risiko volatilitas harga lebih rendah dibandingkan dengan trading. Dalam konteks hukum Islam, risiko tinggi dan spekulatif dalam trading seringkali disamakan dengan maisir (judi), yang membuatnya dianggap haram oleh beberapa ulama.
3. Strategi Buy and Sell vs. Buy and Hold
Investasi menggunakan prinsip buy and hold, di mana investor membeli efek dan menahannya untuk jangka waktu yang lama. Sebaliknya, trading menggunakan prinsip buy and sell, di mana trader membeli efek dan segera mencari peluang untuk menjualnya demi keuntungan cepat. Trader harus selalu siap menjual efeknya kapan saja untuk memanfaatkan peluang pasar.
4. Analisis Teknikal
Dalam trading, analisis pergerakan harga dilakukan secara otomatis menggunakan instrumen analisis robotik. Situs broker sering menyajikan instrumen analisis pergerakan harga yang ditampilkan dalam bentuk skala refleksi dari analisis robotik. Pasar online berjalan terus menerus tanpa henti, berbeda dengan investasi yang memiliki waktu penahanan karena tutupnya pasar.
Perbedaan Hukum Trading dan Investasi
Unsur Spekulatif
Perbedaan utama antara investasi dan trading terletak pada unsur spekulatif. Trading yang bersifat spekulatif menyerupai maisir (judi), sehingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional mengharamkan trading forex, swap, option, future, dan forward. Sebaliknya, investasi yang dilakukan secara langsung dan melalui negosiasi diperbolehkan karena tidak melibatkan unsur spekulatif yang tinggi.
Contoh Praktis:
- Trading Forex: Dalam trading forex, trader membeli dan menjual mata uang asing dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi nilai tukar. Karena sifatnya yang sangat spekulatif dan fluktuatif, trading forex dianggap haram oleh MUI.
- Investasi Saham: Sebaliknya, investasi saham di perusahaan yang stabil dan terpercaya, seperti membeli saham blue chip dan menahannya untuk jangka panjang, diperbolehkan karena lebih mengutamakan analisis fundamental daripada spekulasi.
Kesimpulan
Perdebatan mengenai hukum trading dan investasi memerlukan analisis mendalam. Seperti yang dijelaskan oleh al-Ghazali, krisis ekonomi seringkali disebabkan oleh perdagangan uang. Namun, dalam menghadapi spekulan pasar, apakah umat Muslim hanya akan menjadi korban atau bertindak untuk mempertahankan saham-saham yang dimiliki oleh perusahaan syariah?
Rekomendasi untuk Pelaku Pasar
- Memilih Broker Terpercaya: Penting bagi trader untuk memilih broker yang resmi dan terpercaya untuk menghindari penipuan dan risiko kerugian besar. Broker resmi biasanya diawasi oleh otoritas keuangan dan memiliki mekanisme perlindungan bagi nasabahnya.
- Menghindari Spekulasi Berlebihan: Trader dan investor disarankan untuk menghindari spekulasi berlebihan yang dapat menyebabkan kerugian besar. Investasi jangka panjang pada perusahaan yang stabil lebih disarankan untuk mengurangi risiko.
- Analisis yang Tepat: Baik trader maupun investor harus menggunakan analisis yang tepat dalam mengambil keputusan. Analisis fundamental untuk investasi jangka panjang dan analisis teknikal untuk trading jangka pendek dapat membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Ikuti saluran Masjid Al Mubarokah di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaFmZ6F8F2p9lKqnx90s
Baca artikel kami lainnya di: Google News
Diskusi tentang post ini